Tittle :
You’re My Precious Baby
Author : Fujiwara Chiaki
Cast : Tegoshi Yuya
Natsu Takenaga (OC)
Type : oneshot
Genre : NC-13 , romance
Rating : PG-15
ff masih abal2, ini ff pertamaku ttg tegoshi..hyaa~ susah bgt bikinya..dan hasilnya jelek lagi?! Aduh bener ga bakat nih orang XD jadi yg mau baca, silahkan~
“Natsu-chan !” teriak salah
seorang dengan berlari tergesa-gesa. Derap langkah kakinya semakin mendekati
Natsu yang kini duduk di bangku taman. Natsu menoleh dan melihat bahwa
kekasihnya sedang menuju kemari. Kini ia sampai dan berdiri tepat di depan
Natsu dengan wajah yang tampak kelelahan.
“Nani?” tanya Natsu kepada
pria yang bernama Tegoshi Yuya yang ada di depannya itu, pria yang adalah
kekasihnya, dan pria yang sangat ia cintai. Tegoshi hanya tersenyum lalu duduk
di sebelah Natsu. Kini wajah Natsu nampak memerah, melihat wajah orang yang dia
sayang benar-benar membuat detak jantungnya kencang.
“Nanti malam, maukah kau
pergi denganku?” tanya Tegoshi. Namun Natsu hanya terdiam, Natsu ingat bahwa
malam nanti ia ada janji dengan ibunya, ia tak berani memutuskan.
Tegoshi kini mendekatkan wajahnya dengan Natsu. Wajah
mereka sangat dekat. Tegoshi mencium polos bibir Natsu, merabanya dengan
lembut. Melihat Natsu tidak merespon ciumannya, Tegoshi memutuskan untuk bertindak lebih jauh. Kini
darah Natsu seakan menuju ke pipinya yang membuat wajahnya tampak merah merona.
Tegoshi menjilat lembut bibir Natsu sebelum ia memutuskan ciumannya.
Kini mereka tertunduk setelah itu, dekup jantung Natsu
semakin menjadi-jadi. Natsu sama sekali tidak berani melihat wajah orang yang
barusan menciumnya itu. Tegoshi yang melihat reaksi kekasihnya itu, tersenyum
seakan menyadari sesuatu.
“Natsu-chan...”
kata Tegoshi dengan lembut di telinga Natsu. Sekali lagi, Natsu tak berani
meresponnya. Natsu hanya terdiam kaku. Tegoshi memeluk hangat tubuh mungil
Natsu, mereka sangat dekat, bahkan nafas Tegoshi bisa tersentuh oleh telinga
Natsu. “ I LOVE YOU” bisik Tegoshi lagi di telinga Natsu.
***
“Ibu,
bolehkah aku tidak ikut makan malam bersama nanti?” tanya Natsu menghadap
ibunya yang sekarang sedang berada di dapur. Wajah Natsu yang begitu memohon,
membuat ibunya tidak tega padanya.
“Baiklah,
tapi lain kali kau harus ikut” Natsu dengan cepat memeluk ibunya sesaat ibunya
menjawab pertanyaannya. Kini dengan cepat dia menuju kamarnya dan mengambil
ponselnya dalam saku bajunya. Dia menulis email yang berisi bahwa dia setuju,
lalu dia menekan nomor Tegoshi, nomor yang akan dia kirimi email.
Malam tiba, saatnya Natsu menemui Tegoshi di cafe tempat
mereka biasa bersama. Namun saat Natsu tiba, dia sangat terkejut. Melihat
Tegoshi memegang tangan seorang wanita yang sangat cantik. Dengan cepat Natsu
menghampiri mereka.
“Tego...shi..-kun?”
suara Natsu seakan bergetar. Ia tak dapat menahan tangisnya melihat mereka. Air
matanya mengalir begitu kencang.
“Natsu-chan.
Dia bukan siapa-siapa. Dia saudaraku.” Jelas Tegoshi pada Natsu. Namun Natsu
yang mellihat tadi mereka begitu mesra, membantahnya.
“BAKA!”
Natsu dengan cepat pergi meninggalkan mereka. Berlari dengan sangat kencang
agar air matanya kering. Ia harap dapat melupakan kejadian tadi. Tiba-tiba ia
merasakan ada genggaman erat di tangan kirinya. Dengan cepat ia menoleh, namun
wajahnya terlihat begitu kesal.
“Matte!
Jangan berfikir negatif!” Tegoshi begitu keras mencoba menyakinkan Natsu yanng
adalah sia-sia. Hati Natsu kini sedang sangat kesal, ia tak mau mendengarkan
kata-kata Tegoshi sedikit pun. Natsu melepas genggaman Tegoshi dengan kasar,
dan meninggalkannya. Kini Tegoshi benar-benar tak tau apa yang harus ia
lakukan.
***
Keesokan harinya, dengan cepat Tegoshi beranjak dari
kasurnya dan dengan cepat memakai mentelnya dan menuju rumah Natsu. Berharap
Natsu mau membukakan pintunya untuk Tegoshi. Tegoshi mengambil nafas panjang
sesaat sebelum mengetuk pintu rumah Natsu.
“Ano,
sumimasen~” Tegoshi kembali mengetuk pintu rumahnya. Beberapa saat kemudian,
ibu Natsu membukakan pintu rumahnya untuk Tegoshi.
“Douzo..
kau mencari Natsu, kan? Temui dia di kamarnya. Sejak kemarin malam dia mengunci
kamarnya hingga sekaranng.” Pinta ibunya. Ibunya menuntun Tegoshi untuk sampai
ke kamar Natsu lalu meninggalkannya. Sekali lagi, Tegoshi mengambil nafas yang
panjang dan lalu mengetuk pintunya. ‘Tentu
saja, Natsu tak akan membukakan pintunya, bukan?’ pikir Tegoshi. Namun
dugaannya salah, pintu kamar Natsu terbuka untuknya.
“Natsu,
gomen. Aku akan menjelaskan semuanya..” Tegoshi memohon pada Natsu. Seperti
biasa, Natsu tak akan bisa menolak Tegoshi.
Sebelum menjelaskan pada Natsu, Tegoshi memeluk Natsu
agar Natsu lebih percaya padanya. “Maukah kau sedikit saja mendengarkanku?”
tanya Tegoshi berbisik di telinga Natsu. Sesaat Natsu terdiam, namun kemudian
ia mengangguk lemah. Tegoshi melepas pelukannya itu dan tersenyum pada Natsu,
yang kemudian diacuhkan oleh Natsu.
“Apa
yang mau kau jelaskan? Siapa dia? Kekasih barumu?!” tanya Natsu dengan spontan.
Dari nada bicara Natsu, Tegoshi tau bahwa Natsu sangat marah padanya. Tegoshi
memegang erat kedua pundak Natsu dan melihat ke arahnya.
“Dia
adalah sepupuku yang baru saja datang dari Prancis. Dan kebetulan saja tadi
kami bertemu. Shinjite?”
“Uso-tsuki
!” bentak Natsu pada Tegoshi. Tegoshi yang tak tau harus berbuat apa, menarik
tangan Natsu dan membawanya pergi ke rumahnya dan menemui wanita yang mereka
ributkan itu. Awalnya Natsu menolak, namun Tegoshi memaksanya pergi.
Saat mereka sampai di depan wanita itu, Natsu
benar-benar kesal. Ia mengepalkan tangannya seakan ingin memukul wanita itu.
Namun niatnya itu terhenti saat mendengar apa yang dikatakan wanita itu.
“Aku
sepupu dari Tegoshi, kemarin kau salah sangka. Tegoshi menarik tanganku karena
aku membuatnya marah. Dan saat itu kau datang. Tegoshi marah karena aku
menjelek-jelekkanmu. Gomen, aku tak tau bahwa kekasih Tegoshi adalah anak yang
manis sepertimu.” Kata wanita itu dan lalu tersenyum pada Natsu.
Kini amarah Natsu mereda, lalu wanita itu meninggalkan
mereka berdua di ruangan itu. Natsu tertunduk malu, karena ia sangat bodoh.
Itulah pikirnya. Natsu tak tau apa yang harus ia lakukan, meminta maaf? Namun
ia terlalu malu untuk mengatakan itu. Tegoshi memegang wajah Natsu dan
memutarnya agar mereka saling bertatapan.
Natsu tak tau ia harus berekspresi seperti apa. Natsu
hanya teridam, sementara dekup jantungnya berdetak lebih kencang dari
sebelumnya. Tegoshi mencium kening Natsu lembut, menandakan masalah ini
selesai. Terlihat Tegoshi sangat lega, bisa kembali berbaikan dengan orang yang
ia sayangi.
“Sekarang,
kau percaya padaku?” Tegoshi melepaskan ciumannya di kening Natsu. Natsu
kembali tertunduk. Benar-benar membuat Natsu pusing.
Natsu tersenyum kecil untuk Tegoshi dan kemudian ia
rubuh. Natsu sama sekali tak sadarkan diri. Kejadian itu membuatnya sangat
pusing ditambah ia sama sekali tidak makan semenjak kejadian kemarin. Tegoshi
yang panik kemudian membawa Natsu dan membaringkannya di sofa rumahnya.
***
Sudah 3 jam, namun Natsu sama sekali belum sadarkan
diri. Tegoshi berulang kali membasuh wajah Natsu berharap ia akan sadarkan
diri. Karena terlalu lama Tegoshi menunggu, ia duduk di sebelah Natsu dan
tertidur. Beberapa menit kemudian, Natsu terbangun. Melihat Tegoshi yang begitu
mengkhawatirkannya, Natsu tersenyum lega. Beberapa saat kemudian, air matanya
menetes sedikit-demi sedikit. Natsu menyesal akan tingkah bodohnya kemarin.
Menyesal bahwa ia tidak mempercayai kekasihnya sendiri.
“Gomen
ne..” kata Natsu pelan. Suara pelan itu membangunkan Tegoshi yang tertidur
pulas di sampingnya.
“Daijyobu..”
Tegoshi bangun dan memeluk Natsu dengan erat. “Aku tak mengulangi
kesalahpamahan ini lagi, tidak akan terjadi lagi..” lanjut kata Tegoshi dengan
suaranya yang lembut.
“Unn..” kata Natsu lirih.
Tegoshi
mengangkat wajah Natsu dan kemudian mencium bibir kekasihnya itu. Getaran aneh
menjulur di seluruh tubuh Natsu, darahnya seakan memanas ketika sentuhan dari
bibir Tegoshi bergerak lembut di bibirnya. Natsu bahkan sudah melupakan
permasalahan tadi.
Tegoshi tersenyum karena ia tahu bahwa Natsu akan
memaafkannya dan tidak menolak ciumannya. Tegoshi memperdalam ciumannya itu,
berharap bahwa hubungannya dengan Natsu akan lebih dalam lagi. Berharap bahwa
ini akan bertahan selamanya sama seperti angin yang akan terus bertiup
selamanya..
“You’re
my precious baby.. I LOVE YOU” bisik Tegoshi di telinga Natsu.
___OWARI___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar