Tittle : I;m not a YAOI!!
Author : Fujiwara Chiaki
Genre : friendship, comedy,
shounen ai???
Type : oneshoot
Cast : Masuda
Takahisa, Tegoshi Yuya, Yamashita Tomohisa, Koyama Keiichiro, Shigeaki Kato,
Ryo Nishikido.
A/N.1 :
maaf ya? Disini saya numpang ngeksis dikit >/\< hihihihi, abis ga
tahan#plak.
A/N.2 : ini ff abal-abal, maklum gada ide, terlalu
maksain jadi sehari...ya jadi gini deh~ arigato klo ada yang mau baca~ X3
SUMMARY : Massu yang khawatir dengan Tegoshi terpaksa harus
membuntutinya diam-diam dan karena kecerobohan mereka, membuat orang disekitar
mereka melakukan sesuatu yang terlarang.
Oi, jangan tinggalkan
aku?!
Kita sahabat, bukan?
Oi,
Tegoshi...Tegoshi..
.
.
.
‘’Tegoshi?!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!’’ teriak Massu sangat
keras. Bahkan bisa membangunkan teman-temannya yang sedang tertidur pulas di
kamar sebelah.
Bugh!
‘’Bodoh! Kau membangunkan aku! Dan ada apa dengan namaku,
huh?!’’ Tegoshi melempar bantalnya di muka Massu, membuatnya kaget dan bangun.
Terlihat wajah menakutkan terlukis di wajah pria cantik ini. Tegoshi
benar-benar marah. Tapi sebenarnya hal itu wajar, karena orang akan terasa
diganggu jika dibangunkan pukul 2 pagi, bukan? Sementara Massu hanya
menggaruk-garuk rambutnya dengan mata tetap tertutup dan mendengar omelan Tegoshi selama
beberapa menit.
Massu sudah terbiasa dengan sikap Tegoshi. Tidak mau kalah,
seenaknya sendiri, sering mengomel dan marah. Tapi..justru sikapTegoshi yang
seperti inilah yang membuat Massu nyaman berada dekat dengan Tegoshi walau
selalu mendapat omelan darinya karena tidakan tidak masuk akal yang sering
Massu lakukan.
Massu sudah menganggap Tegoshi teman baiknya. Ah, tidak..tapi
mungkin Massu menganggap Tegoshi seperti keluarganya sendiri. Mereka suka
bergaul dengan para wanita, tapi pada akhirnya yang paling mesra adalah mereka
sendiri.
Namun, akhir-akhir ini ada sesuatu yang menghantui pikiran Massu
yang membuatnya tidak bisa tidur nyenyak...
***
‘’Oh, Tegoshi kau mau kemana dengan pakaian rapi itu?’’ tanya Massu heran pada
Tegoshi memakai pakaian rapi dan terburu-buru mencari kaos kaki yang tidak ia
temukan dari tadi. Tegoshi menoleh ke arah Massu sesaat, menunjukan muka
lucunya dengan memanyunkan bibirnya lalu kembali sibuk mencari kaos kakinya
yang hilang itu.
‘’Oi, jangan abaikan aku?!’’ bentak Massu yang mulai naik darah.
‘’Ingin pergi bersama YamaPi-kah?’’ lanjut kata Massu. Massu berjalan mendekati
Tegoshi dan membantunya mencarikan kaos kakinya itu.
‘’Iya, hari ini kami ada janji.’’ Jawab singkat Tegoshi. Dengan
cepat Massu melirik ke arah Tegoshi dengan wajah aneh—seperti menahan tawa,
kebingungan, dan polos.
‘’K-kalian kencan lagi?’’ muncul 1 pertanyaan aneh dari Massu yang
disambut oleh pukulan dari sepatu Tegoshi dan membuat Massu mendapat sebuah
tato di wajah yang sangat keren dan langka. ‘’Sudah, aku pergi dulu.’’ Ujar
Tegoshi yang lalu meninggalkan Massu yang meringik kesakitan.
Akhir-akhir ini Tegoshi memang lebih sering keluar dengan YamaPi
dibanding dengan Massu. Membuat Massu merasa bahwa dirinya mulai ditinggalkan,
dan membutnya bosan berada di apartement sendiri. Kalau Tegoshi sudah bersama
YamaPi..entah..sepertinya Massu dilupakannya.
‘’Haaah~’’ helaian nafas panjang Massu yang menandakan bahwa ia
sudah sangat bosan. Massu mengambil keitai yang ada di sakunya dan mencoba
menelpon Ryo, tapi nampaknya ia sangat sibuk. Lalu Shige dan Koyama, mungkin
mereka sedang bebas. Massu mengajak mereka berbelanja di shibuya dan bertemu 45
menit lagi disana.
Massu sengaja datang lebih awal di tempat mereka janji bertemu.
Sambil menunggu mereka, Massu membuka majalah yang tepat ada di hadapannya itu.
‘’Tegoshi dan YamaPi..lagi?? Apa jangan-jangan mereka ada hubungan
khusus ya??’’
PLAKK!
‘’Oi, Massu. Jangan memulainya lagi..’’ ujar pria dengan rambut
berwarna sedikit keemasan itu yang membuat banyak perhatian para gadis tertuju
pada mereka. Dan juga pria pintar tapi sangat mudah untuk ditindas itu membuat
para ibu-ibu dan nenek-nenek yang berbelanja di shibuya itu terkagum-kagum
hingga menggeliat di lantai pinggiran pecinan—lah?? —
‘’Oh, Koyama..!! dan Shige..’’ kata Massu terkejut sambil memegang
kepala yang baru saja dipukul Koyama.
‘’Hah? Apa?! Kenapa mengucapkan namaku dengan suara datar seperti
itu??’’ protes Shige yang kemudian hanya mendapat reaksi tatapan mata dari
Koyama dan Massu. ‘’A-apa??!’’ lanjut kata Shige.
‘’Ah, Koyama, jangan bilang itu pada Tegoshi, nanti dia akan marah
dan mengomeliku panjang lebar..’’ Massu memohon dengan sangat pada Koyama,
terlihat matanya berkaca-kaca dan
membuat wajahnya tampak se-imut mungkin <3 .
‘’Akh! Baiklah, aku akan melupakan tadi. Tapi kenapa kau berpikir
seperti itu?’’ Suasana hening sesaat ada di antara mereka saat setelah
pertanyaan Koyama terlontar begitu saja. Koyama dan Shige juga terlihat diam
sejanak begitu juga dengan Massu.
‘’Ah! Kau cemburu pada mereka!’’ teriak Koyama. Massu tertunduk
diam.
‘’Kau suka Tegoshi..?! kau YAOI, ya???????!!!!!!!!!!!!!!’’ teriak
Shige lebih keras, kemudian dengan cepat Massu memasukkan bakpao yang tiba-tiba
ada di tangannya itu ke mulut Shige bulat-bulat.
‘’Oi, baka! Aku bukan yaoi tau! Tanya authornya tuh kalo ga
percaya!’’ bentak Massu yang tidak rela dipanggil yaoi itu, lalu menarik si
author kedalam pelukan hangatnya#plak. Sudah jelas Massu akan marah, dia kan
gentle dan masih menyukai wanita, itu yang dipikirkannya saat ini. ‘’Aku
menganggap Tegoshi keluarga, aku akan melindunginya.’’ Jelas Massu tertunduk
dan memanyunkan bibirnya yang sexy itu layaknya anak kecil yang ingin
dipercayai ucapannya.
‘’Aku jadi khawatir sendiri. Aku juga takut mereka melakukan apa-apa...’’ ucap Koyama dan seperti
membayangkan apa yang baru saja diucapkannya itu.
‘’Apa maksudmu dengan..Apa-Apa??’’
tanya Shige polos.
‘’Oh...Itu. Anu..itu..itu apa ya??’’ balik Massu tanya, seakan tak
tau apa yang baru saja diucapkan ataupun amnesia sesaat.
‘’Heh~! Kalian itu benar-benar polos atau bodoh sih...itu..sini,
sini.’’ Koyama merangkul Massu dan Shige lebih dekat dengannya dan menerangkan
panjang lebar maksud dari apa yang ia ucapkan. Membutuhkan waktu lama dan
kesabaran menerangkan karena mereka bodoh.
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞mohon tunggu sebentar∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
‘’Oh, jadi begitu..’’ kata Shige dengan percaya diri.
‘’Tegoshi..Ah! Koyama, kau membuatku semakin takut!’’ ucap Massu
menggigit kaos yang dipakainya.
‘’Hmm~ bagaimana kalau besok kita ikuti mereka pergi??’’ muncul 1
ide yang dianggap adalah penyelesaian yang sempurna bagi mereka. Kini mereka
tertawa-tawa entah apa yang mereka ketawakan—mereka bodoh ya?=,= . Image keren
Koyama dan Massu pun menurun, tapi tidak bagi Shige yang tetap digemari
kalangan lansia itu.
Shige :
Kenapa harus aku~? TT__TT
Koyama :
karena kamu pantas untuk dianiaya, hahahahaha!
***
Matahari muncul dan esok pun datang. Massu sudah menunggu Tegoshi keluar dari
tempat singgahnya itu. Tepat di depan pintunya seperti yang dikatakan Koyama ‘kita harus terus memantau Tegoshi dari
awal, jangan sampai lengah dan kehilangan Tegoshi!’.
Pintu terbuka dan terlihat Tegoshi memakai pakaian yang rapi lagi.
‘’Ah! Massu, kau mengagetkanku. Kenapa berdiri di depan pintu
kamarku?!’’ Tanya Tegoshi heran dengan tingkah aneh Massu kali ini. Massu
sedari tadi diam dan melihat ke arah Tegoshi tanpa henti. Sedikit membuat bulu
kudug Tegoshi berdiri. ‘’A-ada apa?!’’
‘’O-oh, tidak...kau ingin pergi dengan Pi lagi, bukan?’’ tanya
Massu.
‘’Iya, aku akan ke taman bermain hari ini. Ah, sudah aku akan
terlambat.’’ Ujar Tegoshi yang lalu meninggalkan Massu.
***
‘’Shige bagian mencatat. Kau sudah siap, Shige?’’ tanya Koyama yang mengawasi
Tegoshi dan Pi dari jarak jauh. Tak ada jawaban dari Shige dan membuat Koyama
harus berbalik melihat Shige. ‘’Shige, kau sedang apa?’’ tanya Koyama heran.
‘’Aku mencari bolpen, belum ketemu. Kalau ga ketemu, tidak bisa
untuk mencatat situasi, bukan?’’ ---------------------abaikan
saja--------------------------------------
‘’Massu, kau bagian mengamati saja ya? Lakukan dengan serius!’’
Koyama yang kembali mengawasi sikap Tego-Pi.
‘’Ngg? Lalu, tugasmu apa Koyama?’’
‘’Membaca komik..’’
Bletak..Bletak..Bletak..Buaght!!
Karena Massu dan Shige terlalu serius melempari batu Koyama, mereka
melupakan satu hal yang penting...
‘’Ah! Kemana Tegoshi dan Pi??!!!’’ teriak Massu menghentikan acara
melempar batu pada Koyama.
‘’Ngg??’’
‘‘HILANG?!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!’’ teriak mereka bersamaan
layaknya grup vokal.
***
‘’Kali ini yang serius ya?!’’ perintah Koyama. ‘’Ini demi teman kita sendiri
tahu!’’ lanjut katanya.
‘’Tapi kenapa kau tetap membaca komik? Eh, itu kan komik......’’
ucap Massu yang terpaku di depan komik yang dibaca Koyama. Membacanya berulang
kali, mencoba untuk sampai tidak salah membaca.
‘’Itu..komik yaoi?? Koyama, kau tertarik hal yang seperti itu ya?
Tidak kusangka..’’ ucap Shige yang terlihat mencatat sesuatu di note yang
dibawanya.
‘’Kau mencatat apa?’’ tanya Massu penasaran dan mengalihkan
pandangannya mengintip apa yang Shige tulis. ‘’Laporan pengamatan pertama :
Koyama membaca yaoi manga. Apa
dia tertarik dengan hal yang seperti itu?” baca Massu dengan nada yang
sedikit keras.
‘’Ah~ baka, baka!! Aku sama sekali tidak tertarik! Ini hanya untuk
mempelajari perasaannya saja kalau Tego dan Pi benar-benar....’’
‘’Oh, lihat-lihat! Mereka masuk ke hotel.
Eh..hotel?hotel?hotel??!’’ kata Shige menunjuk arah hotel berbintang 3 itu.
Melihat mereka masuk bersama dan membuntutinya diam-diam. ‘’Laporan pengamatan kedua : TegoPi masuk hotel? Apa berarti mereka akan
menjadi 3 nantinya? Ah, laporan yang bagus, bisa jadi ide untuk novelku!’’
Bletak! ‘’Baka! Konyol sekali laporanmu!’’ hina Koyama. ‘’Lagian
kalau jadi novel, memang siapa yang akan meu baca novel seperti itu?!!’’
‘’Ah..sudahlah, ayo ikuti saja mereka!’’ ajak Massu yang kemudian
harus menggeret kedua orang itu.
Terlihat TegoPi masuk ke kamar hotel, membuat Massu melepaskan
cengkeraman kedua tangannya dari Koyama dan Shige. Mungkin pikiran Massu saat
ini menjadi kacau. Melihat sahabatnya sendiri mungkin akan melakukan hal itu.
Benar-benar menyedihkan, bukan??
***
‘’M-massu..?’’ tanya Shige lembut.
‘’Ini tidak bisa dibiarkan...” Massu berlari menuju pintu kamar
yang dimasuki mereka tadi dengan muka memerah. Shige yang baru pertama kali
melihat Massu seperti itupun mencoba mengejarnya, namun hal itu dihentikan oleh
Koyama.
‘’Biarkan dia’’ kata Koyama menggenggam erat lengan kanan Shige.
Terlihat Massu mencoba membuka pintu kamar hotel itu yang terkunci
rapat, kemuadian mencoba mendobraknya dengan sekuat tenaga. Pintu kamar itu
terbuka kasar oleh Massu, menghasilkan suara yang cukup keras yang membuat
Shige dan Koyama cemas.
Tanpa pikir panjang, Massu dengan lancangnya masuk dan melihat
mereka—TegoPi— berada di ruang kamar.
‘’Apa yang kalian lakukan bodoh?!’’ teriaknya yang membuat Tegoshi
dan YamaPi terkejut. Keduanya menoleh dan mendapati Massu dengan muka merahnya
itu. ‘’Kalian mau melakukan apa-apa,
kan?!!’’ teriaknya sekali lagi dengan nada yang lebih tinggi. Terlihat kedua
orang yang diteriaki pun memasang muka kebingungan, terutama YamaPi. Mungkin ia tau maksud dari perkataan Massu
tadi.
‘’Hahaha, apa maksudmu dengan apa-apa
, kami disini untuk berdiskusi tahu! Jadi jangan salah sangka.’’jelas
YamaPi yang kini membuat Massu bingung dan melongo.
‘’Eh?’’
‘’Kami disini berdiskusi untuk merayakan pesta tahu.’’ Kini
Tegoshi yang diam pun angkat bicara pada Massu. ‘’Pesta untuk kita. Memang kau
kira kami sedang apa?!’’ balas bentak Tegoshi.
‘’Pesta? Eh? Tapi Koyama bilang.....’’ belum selesai Massu bicara,
Koyama dan Shige masuk dan berbicara seenaknya tanpa mengetahui kebenaran dari
masalah yang diakibatkan oleh otak ero Koyama.
‘’Ah! Kalian yaoi! Mengakulah!’’ teriak Shige lantang.
‘’Iya benar, iya benar!’’ kini teriakan dari Koyama pun terdengar.
YamaPi yang tau ini ulah Koyama pun kini dengan terpaksa angkat tangan
mengurusi masalah ini.
GEPLAK!
‘’Baka! Oi, Koyama, enak saja menganggap kami yaoi, kami cuma bertemu
dan mengadakan pesta rahasia untuk kalian..blablabla...tapi kalian
malah..blablabla..kalian ini punya otak tidak sih..blablablabla.’’ untuk
pertama kalinya semua melihat reaksi YamaPi yang cerewet seperti ini melebihi
Tegoshi. Dan tampaknya Tegoshi yang merasa tersaingi pun ikut menceramahi Shige
yang berlangsung selama 4 jam non-stop. Shige dan Massu hanya bisa melihatnya
tanpa mau ikut campur, dan Koyama tak lemah tak berdaya oleh kedua setan yang
sedang asik mencemoohnya.
‘’Jadi..ini Cuma keslahpahaman, kan? Tegoshi kau tidak seperti itu
bukan?’’ tanya Massu yang terlihat sangat mencemaskan Tegoshi. Melihat itu,
Tegoshi tersenyum puas. Baru kali ini dia melihat reaksi Massu yang
bermacam-macam.
‘’Nng! Tidak seperti itu. Percayalah.’’ Jawab singkat Tegoshi.
‘’Huh? Jadi kalian tidak yaoi ya~?’’ kata Shige seakan kecewe.
‘’Tidak mungkin! Ah! Apa jangan-jangan kau yang yaoi?!’’ goda Pi
pada Shige dan memandang Shige dengan penuh kepercayaan diri yang amat tinggi.
‘’T-tentu tidak!’’
‘’Eh~ Kukira sungguhan. Padahal aku sudah susah payah membaca
komik seperti ini..’’ Koyama berkata dengan lesu sambil mengeliarkan komik yang
sudah selesai ia baca dan resapi.
‘’Eh?! Koyama, kau baca yang begituan?!’’ kata Tegoshi terkejut.
‘’Ah, tidak-tidak! Ayo pulang saja. Aku lelah!’’ mereka berlima
keluar dari hotel itu dan masalah kini selesai.
Sekian dan....
Massu :
Eh, Cuma sampe disini?!!
YamaPi :
bukannya masih panjang?!
Author :
*mikir ulang* sebentar..sebentar..aku lupa
Tegoshi :
Itu bagian KoyaShige yang.....
KoyaShige :
AAAAAAAAA!!! Jangan deceritakan!
Tegoshi :
ceritakan...demi aku..#clingclingclingcling
Author :
Hai~ karena Tegonyan yang minta, maka cerita ini dilanjut! >,</
‘’Ah, Shige itu keren sekali ya?’’ ucap Massu tiba-tiba dan
membuat semua sedikit kaget, terutama Shige.
‘’Eh, memang kenapa?’’ tanya YamaPi sambil melirik ke atas dan ke
bawah Shige berulang-ulang, seperti mengecek apa yang baru saja dikatakan Massu.
‘’Koyama, kau masih ingat kemarin waktu kita di Shibuya? Karena
kita tertawa sendiri banyak orang yang menganggap kita aneh dan image kita
turun drastis. Aku diberitahu oleh author.’’ Jelas Massu dengan wajah
seriusnya.
‘’Lalu kenapa dengan Shige?’’ tanya Tegoshi.
‘’Image Shige sama sekali tidak turun malah bertambah. Banyak
orang lansia tetap memandang Shige penuh harapan. Itu hebat sekali.’’ Ujar
Massu diakhiri dengan tawa, begitu juga dengan Koyama.
‘’Eh, kau tau dari mana Shige menjadi lebih populer?’’ tanya
YamaPi disertai anggukan para anggotanya.
‘’SHIGEEE-CHAAAN~~’’ teriak orang-orang lansia yang terlihat
sedang berlari ke arah Shige.
‘’Itu Shige dikeroyoki sama nenek-nenek sampai ditindih banyak
nenek-nenek. Hahaha.’’ Saking gelinya Massu, Tego, dan Pi, sampai-sampai
melupakan 1 orang yang biasanya tertawa lebih keras dibanding mereka.
‘’Oh, dimana Koyama?’’ tanya Tegoshi. ‘’Ah, jangan-jangan ikut
tertindih?!’’ lanjut katanya histeris.
‘’Ah! L-lihat itu!’’ teriak Massu sambil menunjuk ke arah dimana
Shige tadi tertimpa banyak nenek-nenek. Tegoshi dan YamaPi mengikuti arah
tangan Massu, dan..
‘’Oi,oi,oi, KoyaShige kalian yaoi ya?!!’’ teriak YamaPi tak
percaya dengan apa yang dilihatnya kini. Sebenarnya saat sebelum Shige ditimpa
oleh orang-orang lansia itu, ia melakukan gerak refleks karena saking takutnya
dan menarik baju orang yang ada di dekatnya, baju Koyama. Tanpa sadar Koyama
ikut tertindih dan mereka....
‘’I-itu kan...ciuman pertamaku~~’’ rengek Koyama yang masih shock
berat dengan kejadian barusan. Sedangkan Shige hanya bisa diam sambil memegangi
mulutnya. Dan tiga orang yang melihat tempat kejadian perkara itu hanya bisa
menahan tawa sekuat tenaga. Ryo yang diceritakan kejadian itu oleh YamaPi itu
pun tertawa sangat keras yang menyebabkan tenggorokannya sakit hingga tak bisa
masuk kerja selama 1 minggu.
----------------------------------------------------------------------------------FIN